Sunday, 16 October 2016

Cerita Kartun Keluarga Pak Somat

Keluarga Somat adalah serial animasi Indonesia yang diproduksi oleh Dreamtoon. Keluarga Somat ditayangkan di Indosiar .
Sinopsis
Pak Somat adalah pegawai pabrik yang memiliki istri bernama Inah dan dua orang anak, Dudung dan Ninung.
Keluarga mereka sederhana namun penuh hiruk-pikuk, keceriaan dan masalah yang biasa terjadi di kehidupan masyarakat sehari-hari. Dudung adalah anak yang malas, usil namun kreatif . Berbeda dengan Ninung yang penurut dan sopan. Ninung sering mengingatkan Dudung untuk berbuat hal baik. Dudung lebih suka bermain ketapel ketimbang belajar . Oleh karena itu, ia sering dihukum oleh orangtuanya maupun gurunya. Selain keluarga sederhana yang kocak, lingkungan masyarakat yang beragam membuat kehidupan keluarga ini semakin berwarna. Inilah keluarga Indonesia, keluarga yang Bhinneka Tunggal Ika.Padahal salah satu scrip ditolak karena ini bukan bagian dari
petualangan sebenar. Scrip ini berisi tentang di bulan ada istana kristal dan ada ratu yang memakai baju dan berambut putih namanya ratu Serina dari abad ke-11 melahirkan 2 anak yang berambut hitam namanya Crecita ( nama lahir Dudung) & Serinia (nama lahir Ninung). Pada abad ke-20 sudah memasuki tahun 2000 diubah 2 anak itu jadi bayi dan diturunkan ke bumi setelah itu Pak Somat menemukan 2
bayi diatas pohon juga Bu Inah dan diberi nama yaitu Dudung dan Ninung dan dibesarkan terus ada banyak
petualangan terus lahirlah keluarga
Bhineka Tunggal Ika ini. Dan di
sekolah baru mungkin persahabatan itu terwarna merah dan putih . Teman temanya juga terlahir di setiap planet
Sinopsis Episode
TVku Bukan TVmu
Kampung Bhinneka, sedang dilanda sinteron baru di TV. Semua orang membicarakannya. Terutama, Bu Yati dan Yu Darmi. Inah dianggap nggak gaul, karena nggak pernah nonton sinetron. Akhirnya Inah pun buru-buru masak suaya tidak tertinggal sinetron kesayangannya. Di sekolah Aling juga membicarakan sinetron yang sama. Tapi Ninung dan Dudung sudah terlanjur jatuh hati dengan serial kartun kesukaan mereka. Tepat jam 7 malam, seluruh anggota keluarga Somat berkumpul di depan TV. Mereka berebutan ingin menonton tayangan kesukaan mereka. Inah berebut ingin menonton sinetron, Ninung dan Dudung ingin menonton kartun sedangkan Somat mau menonton bola. Terjadilah kekacauan di depan TV. Hingga akhirnya karena sering dipindah-pindah channelnya TV pun tiba-tiba mati. Kemudian menyala lagi dengan tayangan wayang. Terpaksa mereka sekeluarga menonton wayang bersama-sama.

Kue Pelangi
Dudung dan Ninung pulang sekolah kelaparan. Sesampainya di rumah mereka melihat kue pelangi yang sangat indah dan lezat. Tanpa di komando, Dudung langsung melahapnya. Ninung pun ikut-ikutan. Ketika Somat pulang dari kerja, karena kelaparan dan tidak ada makanan di rumah, Somat pun menghabisi sisa kue pelangi yang ada di atas meja makan. Inah yang baru saja tiba di rumah, histeris melihat kue pelanginya sudah ludes. Inah menjelaskan bahwa kue pelangi itu bukan miliknya, tapi punya Bu Yati. Bu Yati sengaja menitipkan kue itu, untuk diberikan kepada anaknya yang baru saja pulang dari Kalimantan. Somat, Ninung dan Dudung merasa bersalah. Mereka pun berusaha menyatukan lagi sisa-sisa potongan kue pelangi. Tapi tidak berhasil. Akhirnya mereka terpaksa patungan untuk membeli Kue Pelangi di toko kue. Ternyata harganya mahal sekali, dan uang mereka kurang. Satu-satunya cara terakhir adalah, datang ke rumah Bu Yati dan mengaku kalau kuenya sudah dimakan, dan berjanji akan menggantikannya, sampai mereka punya uang lagi. Dudung awalnya tidak setuju, karena Bu Yati orangnya galak. Tapi Inah membujuk Dudung untuk belajar berani berbuat dan berani bertanggung jawab. Akhirnya Keluarga Somat mendatangi Bu Yati dan meminta maaf. Bu Yati malah tertawa.

Gagap Teknologi
Aldo memamerkan gadget terbarunya berbentuk tablet. Semua anak-anak terpaku melihatnya. Ada games canggih yang layarnya tinggal disentuh langsung menyala. Dudung penasaran mau main juga. Tapi ternyata ketika Dudung ingin memainkannya, tablet tersebut mati. Sama sekali tidak bisa dinyalakan. Semua anak-anak yang ada di lapangan, menyalahkan Dudung. Games Aldo rusak gara-gara Dudung. Dudung panik. Dudung membawa pulang tablet milik Aldo dan berjanji akan memperbaikinya. Dudung tidak memberitahukan hal ini kepada Inah dan Somat. Diam-diam Dudung dan Ninung pergi ke rumah Koh Wat, tukang reparasi. Ternyata Koh Wat juga tidak tahu bagaimana cara memperbaikinya. Dudung bingung, Dudung menyembunyikan tablet tersebut di balik bantal. Inah pun mengetahui ada barang baru di kamar Dudung. Inah penasaran. Bentuknya seperti talenan. Akhirnya Inah memakai tablet tersebut untuk dijadikan nampan, talenan. Dudung kaget. Dudungpun mengaku kalau itu adalah games milik Aldo. Inah meminta Dudung untuk tanggung jawab, kalau memang rusak dan tidak bisa diperbaiki, Dudung harus menggantinya. Dudung stress. Aldo datang ke rumah untuk mengambil tabletnya. Dudung ketakutan. Ternyata Aldo datang membawa charger. Dan sebenarnya tablet milik Aldo bukannya rusak, tapi habis baterai.

Makan Bersama
Ninung dan Dudung melihat iklan Fried Chicken di TV. Mereka jadi pengen banget makan ayam goreng. Mulailah Dudung dan Ninung merayu Somat. Somat yang awalnya menolak, tapi karena keenakan dipijit Dudung akhirnya setuju. Tapi Somat tidak punya uang. Akhirnya mereka patungan buat makan di restoran Fried Chicken. Sesampainya di restoran Fried Chicken, tanpa sengaja Somat bertemu dengan Ferdi, teman satu kantor yang sedang mengamen. Somat kaget. Ngapain Ferdi mengamen? Ternyata Ferdi butuh tambahan uang untuk menebus obat anaknya. Somat merasa kasihan. Akhirnya Somat memutuskan untuk memberikan kumpulan uang dari keluarganya kepada Ferdi. Ferdi mengucapkan banyak terimakasih kepada Somat dan keluarga. Awalnya Dudung sedikit kecewa. Tapi Somat berusaha memberi pengertian kepada dudung. Dan Somat pun membuatkan Fried Chicken ala Somat. Somat menggoreng tempe dengan tepung fried chicken. Rasanya tidak kalah enak dengan ayam goreng di restoran. Setelah dicicipi, ternyata rasa tempenya gurih dan renyah. Akhirnya keluarga Somat pun menikmati Fried Tempe buatan Pak Somat.

Pemimpin Upacara
Dudung dan beberapa teman lainnya terpilih menjadi petugas upacara bendera di sekolah. Dudung senang sekali, mengabarkan hal ini ke Somat dan Inah. Somat dan Inah menyangka Dudung menjadi pemimpin upacara. Dudung pun tidak mengerti apa tugasnya. Tapi karena sudah terlanjur bangga, Somat pun menceritakan kisah kepemimpinan dari pahlawan Indonesia, Jendral Sudirman. Dudung ingin menjadi seperti Jendral Sudirman. Alhasil keesokannya Dudung sibuk ‘mendisiplinkan’ keluarganya. Somat yang sedang di kamar mandi sengaja dihitung waktunya oleh Dudung yang memegang stopwatch. Begitu juga dengan Inah yang sedang masak, waktunya dihitung oleh Dudung, alhasil masakannya gosong. Ninung yang sedang pakai sepatu, juga di beri waktu oleh Dudung, sampai-sampai Ninung terjatuh karena salah memasang tali sepatu. Ternyata ketika upacara berlangsung, Dudung hanya ditugaskan menjadi pembawa teks Pancasila. Dudung kecewa. Somat menghibur Dudung. Membawa teks Pancasila adalah tugas mulia. Tapi Dudung masih ingin menjadi pemimpin barisan upacara. Akhirnya di siang yang panas dan terik, Dudung sengaja mengadakan upacara dadakan di halaman rumah, dan peserta upacaranya adalah Somat, Inah dan Ninung.

Gangsingan
Teman-teman Dudung di sekolah lagi tergila-gila dengan permainan gangsing impor. Kebetulan yang jualan Koh Wat. Mereka beramai-ramai antri di rumah Koh Wat. Dudung penasaran. Mau beli juga gangsingan seperti yang Koh Wat jual. Tapi sayang harganya mahal. Somat menghibur Dudung. Somat mengajari Dudung cara membuat gangsingan dari bambu. Awalnya Dudung tidak suka, karena bentuknya besar, tidak warna-warni seperti gangsingan impor. Tapi setelah Somat memainkan gangsingan buatannya, ternyata geraknya cepat ditambah ada suaranya. Dudung makin tertarik. Akhirnya Dudung membawa gangsingan bambu ke lapangan. Di antarateman-temannya yang memainkan gangsing impor, Dudung dengan cueknya memainkan gangsing bambu. Semua anak menoleh. Awalnya mereka mencibir gangsingan milik Dudung. Tapi setelah diadu, dan ternyata gangsin bambu geraknya lebih cepat ditambah mengeluarkan bunyi yang keras, akhirnya semua anak-anak menanyakan Dudung beli dimana. Dudung tidak menjawab. Keesokannya berduyun-duyun anak-anak ingin membeli gangsingan ke Dudung. Dudung kewalahan. Apalagi ditambah Koh wat yang menganggap kalau Dudung mau mengambil lahan rejekinya. Somat mengambil jalan tengah. Daripada anak-anak itu membeli gangsingan bambu, lebih baik Somat mengajarkan cara membuat gangsingan bambu.


EmoticonEmoticon